KKN Nusantara Wujudkan Desa Ramah Lingkungan dengan Biopori dan Pohon Resapan Air
Kalibawang, Yogyakarta, BERITA PPM Online – Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya air, mahasiswa KKN Nusantara Kelompok 11 mengadakan kegiatan Sosialisasi Lubang Resapan dan Daur Ulang Biopori serta Penanaman Pohon dengan Daya Resap Air Tinggi di Pedukuhan Brajan, Kalibawang, Yogyakarta, pada Rabu (30/7/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh tim KKN yang terdiri dari delegasi berbagai PTKIN se-Indonesia, salah satunya Lilis Khopifah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aksi ini menjadi bagian dari dukungan terhadap program unggulan Kementerian Agama, Desa RUMAKET (Rumah Alam dan Ekoteologi), yang menekankan pentingnya menjaga alam sebagai karunia Tuhan.
Pedukuhan Brajan, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, menghadapi tantangan lingkungan berupa genangan air di musim hujan, kekeringan di musim kemarau, dan minimnya pohon berdaya resap tinggi di sekitar dua mata air utama. Untuk menjawab tantangan tersebut, tim KKN menghadirkan solusi melalui lubang biopori dan penanaman pohon Gayam serta Aren yang memiliki kemampuan tinggi menyerap dan menyimpan air.
Sosialisasi dipusatkan di Gedung Tani Pedukuhan Brajan dan dipandu oleh Muhammad Dimas Ardini, mahasiswa KKN sekaligus aktivis lingkungan. Materi yang disampaikan meliputi manfaat biopori sebagai lubang resapan air, pencegah banjir, serta pengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Selain itu, warga juga mendapat edukasi tentang manfaat pohon Gayam dan Aren bagi konservasi air.
Usai sesi pemaparan, dilakukan praktik langsung pembuatan lubang biopori bersama warga, diikuti dengan penyerahan bibit pohon untuk ditanam di area dua mata air. Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari Kepala Dukuh Brajan, Rochani, yang menyampaikan apresiasinya:
“Kami berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa KKN Nusantara yang telah membawa pengetahuan baru bagi warga Brajan. Ilmu ini sangat bermanfaat, terutama untuk para petani, dan kami berharap dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi keberlanjutan lingkungan dan pertanian,” ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Dimas Ardini selaku narasumber mengungkapkan pentingnya kegiatan ini bagi ekosistem pedesaan:
“Biopori itu sederhana, murah, tapi efeknya luar biasa. Dengan memanfaatkannya, kita bisa mengurangi risiko banjir, memperkaya tanah dengan kompos alami, dan menjaga air tetap tersedia di musim kemarau,” jelasnya.
Lilis Khopifah, perwakilan dari UIN Jakarta sekaligus anggota KKN Nusantara Kelompok 11, menambahkan bahwa program ini diharapkan menjadi awal perubahan pola pikir warga terkait pengelolaan lingkungan:
“Kami ingin warga Brajan melihat bahwa menjaga lingkungan tidak harus mahal atau rumit. Cukup dengan langkah kecil, seperti membuat biopori dan menanam pohon yang tepat, kita sudah berkontribusi besar untuk masa depan desa,” katanya.
Dari sisi masyarakat, Sutarman, Ketua Kelompok Tani Brajan, mengaku terbantu dengan adanya kegiatan ini:
“Bagi kami para petani, keberadaan sumber air yang terjaga itu sangat penting. Pohon Gayam dan Aren yang ditanam hari ini semoga bisa jadi penopang mata air kami di musim kemarau nanti,” ungkapnya.
Antusiasme warga terlihat dari keaktifan mereka bertanya, mencoba membuat biopori, hingga membantu menanam pohon di lokasi sumber air. Kolaborasi erat antara mahasiswa KKN, Kelompok Tani, dan Kelompok Wanita Tani Brajan menjadi kekuatan utama dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Perwakilan KKN Nusantara Kelompok 11 menyatakan harapannya agar program ini mampu menciptakan lingkungan Brajan yang lebih subur, produktif, dan ramah lingkungan. Langkah kecil seperti lubang biopori dan penanaman pohon diharapkan menjadi investasi besar bagi keberlanjutan sumber air dan kesejahteraan warga. (MusAm)
Foto Dokumentasi: