“Kelas Ayah Bunda” Hadir di Desa Rantau Jaya Udik II: Cegah Seks Bebas Remaja Lewat Peran Keluarga
“Kelas Ayah Bunda” Hadir di Desa Rantau Jaya Udik II: Cegah Seks Bebas Remaja Lewat Peran Keluarga

Lampung Timur, BERITA PPM Online– Mahasiswa KKN BKS PTN Barat Kelompok 12 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menginisiasi program Sosialisasi Kelas Ayah Bunda di Taman Srikandi Desa Rantau Jaya Udik II, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur pada 7 Agustus 2025. Kegiatan ini diprakarsai oleh Annisa Fajarningrum Handoko, mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sebagai upaya menguatkan peran orangtua dalam menghadapi maraknya kasus seks bebas di kalangan remaja.

Sosialisasi dilakukan dengan nuansa berbeda: peserta duduk santai di bawah rindangnya pepohonan dengan konsep “piknik party”. Suasana ini sengaja diciptakan agar orangtua merasa lebih nyaman mengikuti sesi edukasi dan diskusi terbuka.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari Puskesmas Desa Rantau Jaya Udik II, tenaga kesehatan, hingga pemerintah desa. Narasumber yang hadir di antaranya dr. Ira Irawan, yang membawakan materi pola asuh anak dari aspek kesehatan, serta Sugeng Riyadi, S.Si., Kepala Desa Rantau Jaya Udik II, yang mengupas peran norma sosial dan budaya lokal dalam menjaga moral remaja.

“Orangtua adalah benteng pertama dan utama bagi anak-anak. Dengan komunikasi yang baik di rumah, risiko anak terjerumus dalam pergaulan bebas bisa ditekan,” ujar dr. Ira dalam pemaparannya. Ia juga menyampaikan pentingnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja yang harus dikenalkan secara tepat oleh orangtua.

Sementara itu, Kepala Desa Sugeng Riyadi menekankan pentingnya nilai budaya dan norma sosial dalam pola asuh anak. “Kita harus menjaga kearifan lokal sebagai filter dalam keluarga. Anak-anak kita akan kuat menghadapi tantangan zaman jika dibekali dengan nilai agama, budaya, dan pengawasan orangtua,” tuturnya.

Selain mendapatkan materi, para peserta juga memperoleh layanan pengecekan gula darah gratis dari tenaga kesehatan Puskesmas. Hal ini menambah daya tarik kegiatan karena selain memperoleh edukasi, warga juga bisa memeriksa kesehatan mereka. Ketua Puskesmas, Meidariani, SKM., MM, mengapresiasi kolaborasi mahasiswa KKN dengan pihak kesehatan desa. Ia menilai kegiatan seperti ini sangat bermanfaat karena menyentuh aspek edukasi sekaligus kesehatan masyarakat.

Warga menyambut positif kegiatan tersebut. Seorang ibu peserta mengungkapkan bahwa cara penyampaian materi terasa ringan dan menyenangkan. “Kami merasa lebih dekat dengan materi yang diberikan, karena disampaikan seperti ngobrol santai. Jadi kami paham bagaimana cara menghadapi anak remaja dengan komunikasi yang baik,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka. Annisa berharap kegiatan ini bisa menjadi awal dari program rutin yang berkelanjutan. “Kami ingin setelah KKN selesai, masyarakat tetap menerapkan pola asuh yang sehat dan berlandaskan komunikasi keluarga, sehingga anak-anak kita terlindungi dari risiko pergaulan bebas,” tutupnya. (MusAm)