Inisiasi IRECH, LP2M Gelar Expert Meeting
Jakarta, – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) menggelar Focus Group Discussion (FGD)/Expert Meeting “University- Industry Linkages Initiatives in UIN Jakarta: Innovation HUB in the Making” di Syahida Inn pada 21 Agustus 2023. Pelaksanaan FGD dilatarbelakangi inisiatif LP2M untuk menjaring aspirasi serta memperoleh saran dan/atau masukan para dosen dan peneliti di UIN Jakarta perihal pembentukan innovation-research and collaboration HUB di UIN Jakarta guna mendapatkan model terbaik bagi terbentuknya sebuah HUB yang ideal bagi ekosistem inovatif, kolaboratif, dan produktif. FGD kali ini dihadiri oleh Prof. Asep Saepudin Jahar, Ph.D., Rektor UIN Jakarta, Dr Din Wahid Wakil Rektor Bidang Kerja sama dan Kelembagaan UIN Jakarta, dan Prof. Amelia Fauzia Ketua LP2M UIN Jakarta, perwakilan pusat-pusat UIN Jakarta dan para expert UIN Jakarta yang bereputasi nasional/internasional. Acara dibuka dengan sambutan Prof. Amelia Fauzia, Ph.D yang menekankan bahwa FGD ini penting untuk melakukan memperkuat riset dan publikasi di UIN serta menidentifikasi kekuatan UIN untuk menentukan langkah strategis selanjutnya. Kemudian pada sambutannya, Prof. Asep Saepudin Jahar, Ph.D., Rektor UIN Jakarta, mengapresiasi upaya LP2M dalam merumuskan langkah-langkah strategis ini. Ia menggarisbawahi pentingnya mendukung spesialisasi keilmuan di setiap program studi dan pentingnya pendampingan untuk memastikan bahwa dosen dapat fokus pada riset atau pengajaran sesuai dengan keahliannya. Sesi pertama acara yang dipandu oleh Fuad Jabali, Ph.D sebagai moderator kemudian mengundang Prof. Saiful Mujani , Ph.D dan Prof. Dr. Oman Fathurrahman untuk menggali kekuatan UIN dari segi sosial humaniora. Dalam diskusi yang berlangsung Prof. Saiful Mujani, Ph.D menggarisbawahi bahwa UIN memiliki Harun Nasution, Cak Nur dan Azyumardi Azra sebagai ketiga tokoh yang mencerminkan tradisi humaniora di UIN Jakarta.
Tantangannya dengan evolusi IAIN menjadi UIN maka diperlukan penyatuan antara disiplin ilmu humaniora dengan ilmu-ilmu sosial yang berkembang. Pemaparan Prof. Saiful Mujani kemudian ditutup dengan masukan untuk membentuk pusat kajian mengenai pluraisme, toleransi dan politik dunia Islam yang sangat diperlukan di kancah internasional. Prof. Dr. Oman Fathurrahman kemudian melanjutkan dengan menguraikan model praktik yang berkaca pada pengalamannya. Prof. Oman memaparkan diperlukannya institusionalisasi model pendampingan, membentuk lingkungan akademik yang mendukung, konsistensi dalam ilmu, berbagai pengetahuan dan menghilangkan batasan-batasan ilmu dengan menggunakan perspektif yang beragam. Sesi kedua FGD selanjutnya mengundang dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan Dwi Nanto Ph.D untuk membagikan perspektif dan pendapat dari segi sains dan teknologi. dr. Flori secara khusus menguraikan tantangan Fakultas Kedoketeran UIN Jakarta yang dituntut untuk mengintegrasikan keilmuan kedokteran yang berlandaskan rasionalitas dengan nilai-nilai keislaman yang berpegang pada kepercayaan spiritual. Sedangkan Dwi Nanto, Ph.D menggarisbawahi berbagai tantangan dan hambatan yang dialami oleh rumpun ilmu sains khususnya terkait keterbatasan alat dan laboratorium untuk melakukan riset-riset ilmu terkini seperti robotik dan kecerdasan buatan. Pemaparan narasumber kemudian ditanggapi dengan diskusi oleh para peserta FGD yaitu: Iim Halimatusa’diyah, Ph.D, Dr. Awalia Rahma, Taufik Edy Sutanto, Ph.D, Hendro Prasetyo, Ph.D, Dr. Yunita Faela Nisa, dr. Zeti Hariyanti, Ph.D, Dr. La Ode Sumarlin, Dr. Wiwik Siti Syajaroh, Wahyu Prasetyawan, Ph.D, Didin Syafruddin Ph.D, dan Dr. Lena Latifah. Adapun selama sesi diskusi, terdapat beberapa pemikiran menarik muncul dari para akademisi UIN Jakarta yaitu:
- Pembentukan Pusat Riset: Keputusan untuk memfasilitasi pembentukan pusat-pusat riset sebanyak mungkin di UIN Jakarta. Hal ini bertujuan untuk menggalang pengetahuan dan kerjasama lintas disiplin dalam menciptakan riset yang lebih berkualitas.
- Tema Riset Unggulan: Merumuskan tema-tema riset unggulan yang dapat merespon kebutuhan global dan memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
- Kolaborasi dengan Industri: Membuat panduan dan memetakan kolaborasi riset dengan industri. Hal ini akan membuka peluang bagi UIN Jakarta untuk berkolaborasi dengan berbagai industri dalam rangka menghasilkan riset yang bermanfaat secara praktis.
- Pembentukan Komite Etik Riset: Perencanaan untuk membentuk komite etik riset di UIN Jakarta, sebagai langkah untuk memastikan bahwa riset yang dilakukan mengikuti standar etika yang tinggi.
- Integrasi Ilmu dan Nilai Keislaman: Para akademisi mendiskusikan bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam ilmu pengetahuan. Mereka mempertimbangkan bagaimana menyusun mata kuliah yang mengintegrasikan aspek keislaman dalam konteks ilmu-ilmu sosial dan ilmu eksak.
- Diversifikasi Riset: Ide-ide untuk mengembangkan riset multidisiplin dan menciptakan lingkungan yang mendukung kerjasama lintas disiplin ilmu muncul sebagai elemen penting dalam merumuskan agenda riset UIN Jakarta.
- Pendanaan Riset: Tantangan terkait pendanaan riset diakui oleh para akademisi. Beberapa usulan termasuk mencari alternatif pendanaan yaitu dengan berorientasi mendekati pasar atau mendekati pemangku kekuasaan. Selain itu juga terdapat alternatif pendanaan melalui wakaf, zis, dan kerjasama dengan berbagai pihak.
FGD ini diharapkan menjadi landasan bagi UIN Jakarta dalam merencanakan langkah-langkah strategis untuk pengembangan riset dan integrasi ilmu ke depan. Dengan fokus pada pengembangan pusat riset, peningkatan partisipasi dosen, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, UIN Jakarta berkomitmen untuk terus berkembang sebagai universitas bertaraf internasional yang berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. (FEA)
==================================================================================================================
Penulis: Firman El Amny Azra