Dorong Mitigasi Konflik Satwa di Lampung Timur, Mahasiswa UIN Jakarta Petakan Jalur Gajah
Dorong Mitigasi Konflik Satwa di Lampung Timur, Mahasiswa UIN Jakarta Petakan Jalur Gajah

Lampung Timur, BERITA PPM Online– Annisa Fajarningrum Handoko, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri (BKS PTN) Barat Kelompok 12 asal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama Kesatuan Pengelolaan Taman Nasional Way Kambas (KPPH) melaksanakan kegiatan Penitikan Peta Daerah Rawan Konflik Gajah di Desa Rantau Jaya Udik II, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.

Kegiatan ini berangkat dari keresahan warga desa yang sering menghadapi gangguan gajah liar dari kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Meski wilayah perbatasan telah dipisahkan dengan kanal, kawanan gajah masih kerap melintasi pemukiman warga dan merusak lahan pertanian. Data titik rawan yang selama ini hanya berbentuk catatan manual kemudian diperbarui menjadi peta digital untuk mempermudah pihak terkait dalam melakukan pemantauan.

Inisiatif pembuatan peta ini dipelopori oleh Annisa Fajarningrum Handoko, mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia menilai bahwa pemetaan berbasis visual akan sangat membantu pihak restorasi maupun KPPH dalam membaca kondisi lapangan, sekaligus mempercepat pengambilan tindakan jika terjadi konflik gajah.

“Selama ini data titik rawan gajah masih berupa catatan manual. Melalui program ini kami berupaya membuat peta yang lebih sistematis, sehingga mudah dipahami dan dipakai oleh pihak KPPH maupun masyarakat desa,” ujar Annisa.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan berkeliling ke 20 titik rawan gajah di Desa Rantau Jaya Udik II selama dua hari penuh, menggunakan kendaraan bak terbuka mulai pukul 08.00 hingga sore hari. Setelah proses pengumpulan data, pembuatan peta membutuhkan waktu sekitar tiga minggu hingga hasilnya siap digunakan.

Kepala Resort KPPH Way Kambas, Budi Santoso, mengapresiasi inisiatif mahasiswa UIN Jakarta yang dianggap membawa angin segar dalam pengelolaan konflik satwa liar. “Langkah ini sangat membantu kami. Peta titik rawan konflik gajah akan mempermudah patroli dan penanganan, sekaligus menjadi bahan evaluasi untuk rencana jangka panjang,” ujarnya.

Sementara itu, Sutrisno, Kepala Desa Rantau Jaya Udik II, menyampaikan terima kasih atas perhatian mahasiswa KKN. Ia menilai keterlibatan akademisi penting untuk mendukung solusi yang selama ini diupayakan masyarakat. “Kami sangat terbantu dengan adanya mahasiswa yang peduli. Pemetaan ini diharapkan bisa melindungi kebun dan rumah warga dari serangan gajah,” ungkapnya.

Keterlibatan mahasiswa KKN bersama KPPH ini menjadi bukti nyata kolaborasi akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mendukung ketahanan desa terhadap ancaman satwa liar. Warga setempat menyambut baik inisiatif ini karena diharapkan dapat mengurangi dampak konflik gajah di masa mendatang.

Kegiatan ini juga menjadi bukti kontribusi mahasiswa UIN Jakarta, khususnya Annisa Fajarningrum Handoko, dalam memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan sosial terhadap persoalan lingkungan dan masyarakat. (MusAm)