Cerita Haru Mahasiswa KKN di Rantau Jaya Udik II
Balai Desa Rantau Jaya Udik II sore itu dipenuhi senyum dan air mata. Kursi-kursi sederhana tersusun rapi, namun yang membuat ruang itu hangat bukanlah dekorasi, melainkan ikatan batin yang sudah terjalin selama sebulan penuh antara mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan warga desa.
Bagi Annisa Fajarningrum Handoko, ketua kelompok KKN 12, hari itu bukan sekadar penutupan program. “Satu bulan memang singkat, tapi kami merasa tinggal bersama keluarga sendiri. Kami belajar gotong royong, belajar sabar, dan belajar mencintai kearifan lokal,” ucapnya dengan suara bergetar.
Acara pelepasan pada 19 Agustus 2025 dibuka sederhana oleh mahasiswa sendiri. Kepala Desa Rantau Jaya Udik II kemudian menyampaikan apresiasinya dan menyerahkan sertifikat penghargaan sebagai simbol terima kasih. “Mahasiswa KKN kelompok 12 sudah memberi banyak. Mulai dari edukasi hingga kegiatan sosial budaya. Warga merasa terbantu, dan kami berharap kerjasama ini bisa berlanjut,” tuturnya penuh harap.
Selain program edukasi, mahasiswa juga meninggalkan karya nyata berupa peta desa, booklet, poster, hingga modul pembelajaran. Namun, yang paling berharga justru bukan benda, melainkan inspirasi.
“Anak-anak muda kami jadi termotivasi. Kehadiran mereka memberi contoh bahwa pendidikan itu penting. Mereka juga mengajarkan bagaimana lebih kreatif dan peduli lingkungan,” kata seorang tokoh pemuda desa.
Tak sedikit warga yang merasa kehilangan. Seorang ibu yang sering ikut kegiatan mahasiswa berujar lirih, “Mereka sudah seperti anak sendiri. Rasanya berat melepas mereka pulang.”
Suasana semakin emosional ketika mahasiswa dan warga saling berpelukan. Ada air mata yang jatuh, ada doa yang dipanjatkan bersama. Namun, semua sepakat bahwa ikatan yang terjalin akan selalu dikenang.
Bagi mahasiswa, pengalaman di Rantau Jaya Udik II bukan hanya tentang laporan program kerja. Ia adalah cerita tentang persahabatan, kebersamaan, dan cinta sederhana yang tulus lahir dari interaksi sehari-hari. Sebuah pengalaman yang akan mereka bawa ke mana pun kaki melangkah setelah kembali ke kampus. (MusAm)